Mitos Gunung Semeru yang Masih Dipercaya Para Pendaki

Mitos Gunung Semeru

Gunung Semeru – bukan hanya dikenal sebagai titik tertinggi di Pulau Jawa, tapi juga sebagai salah satu gunung yang penuh aura misterius. Dengan ketinggian 3.676 mdpl, Mahameru—begitu ia sering disebut—bukan cuma menantang dari sisi fisik, tapi juga menyimpan cerita-cerita tak terlihat yang terus diwariskan dari mulut ke mulut para pendaki. Tidak heran jika mitos Gunung Semeru menjadi bagian penting dari pengalaman mendaki itu sendiri.

Berikut ini beberapa mitos gunung semeru yang masih dipercaya hingga sekarang, entah sebagai bentuk penghormatan terhadap alam atau sekadar warisan tradisi yang enggan dilepas.

1. Puncak Mahameru Hanya untuk Mereka yang Siap Secara Batin

Di antara banyaknya cerita yang berkembang, yang paling sering terdengar adalah soal “izin” untuk sampai ke puncak. Konon, tidak semua orang bisa mencapai Mahameru meskipun sudah kuat secara fisik. Ada yang tiba-tiba sakit, peralatan mendadak rusak, atau cuaca yang tiba-tiba berubah ekstrem.

Pendaki percaya bahwa jika seseorang tidak “diizinkan” oleh sang penjaga gunung, maka akan ada saja rintangannya. Dalam mitos Gunung Semeru ini, kekuatan spiritual atau kondisi batin menjadi kunci. Karena itu, banyak pendaki yang berdoa atau bermeditasi sebelum memulai perjalanan, sebagai bentuk penghormatan terhadap sang gunung.

2. Larangan Menyebut Nama Hewan Tertentu di Jalur Pendakian

Salah satu mitos Gunung Semeru yang cukup unik adalah larangan menyebut nama hewan tertentu, seperti “kera” atau “ular” secara langsung saat berada di jalur pendakian. Kata-kata tersebut dianggap bisa menarik perhatian makhluk halus atau energi negatif yang mendiami kawasan gunung.

Sebagai gantinya, para pendaki biasanya menggunakan kode atau sebutan lain, misalnya “si ekor panjang” atau “si melata”. Bagi sebagian orang, ini mungkin terdengar konyol. Tapi bagi mereka yang pernah mengalami hal-hal aneh selama mendaki, mitos ini jadi sesuatu yang patut dihormati.

3. Ranu Kumbolo, Danau Sakral Penjaga Energi

Ranu Kumbolo bukan hanya danau yang indah, tapi juga penuh aura mistis. Banyak yang percaya bahwa danau ini adalah tempat bersemayam para penjaga Gunung Semeru. Oleh karena itu, dilarang keras berenang atau bermain air sembarangan di sana.

Beberapa kejadian menguatkan kepercayaan ini. Misalnya, ada pendaki yang nekat mandi atau berenang, lalu tiba-tiba sakit atau hilang arah saat melanjutkan perjalanan. Dalam mitos Gunung Semeru, Ranu Kumbolo harus diperlakukan dengan penuh kesopanan dan ketenangan.

4. Menjaga Perkataan dan Sikap Sepanjang Pendakian

Selama pendakian, para senior sering mewanti-wanti untuk tidak berkata kasar, bersikap sombong, atau meremehkan alam. Hal ini bukan sekadar sopan santun biasa, tapi diyakini bisa memicu hal-hal buruk jika dilanggar.

Menurut mitos Gunung Semeru, sikap manusia yang tidak hormat bisa “mengganggu” keseimbangan energi di sekitar. Bahkan ada cerita pendaki yang tersesat hanya karena bersikap seenaknya di jalur pendakian.

5. Mahameru Sebagai Tempat Para Dewa Bersemayam

Salah satu mitos yang paling dalam akarnya adalah keyakinan bahwa Mahameru adalah tempat para dewa tinggal. Ini berasal dari kisah dalam kepercayaan Hindu Jawa dan Bali, di mana Gunung Semeru dianggap sebagai paku bumi yang menjaga keseimbangan dunia.

Mitos ini membuat banyak orang merasa bahwa mendaki Semeru bukan sekadar perjalanan fisik, tapi juga perjalanan batin dan spiritual. Tak heran jika beberapa pendaki mengibaratkan Semeru seperti “tempat suci” yang tidak boleh dipandang sembarangan.

Penutup

Percaya atau tidak percaya, mitos Gunung Semeru adalah bagian dari identitas gunung itu sendiri. Cerita-cerita ini bukan hanya tentang hal mistis, tapi juga cara manusia membangun hubungan dengan alam. Banyak dari mitos ini berfungsi sebagai pengingat agar kita tidak arogan di hadapan alam, dan selalu menjaga sikap saat berada di tempat yang bukan milik kita sepenuhnya.

Jadi, kalau kamu berencana mendaki Gunung Semeru, jangan hanya siapkan fisik dan logistik. Siapkan juga rasa hormat dan hati yang terbuka, karena bisa jadi, yang paling menentukan bukan hanya langkah kaki tapi niat dan energi yang kamu bawa.Bila kalian ingin trip semeru atau ke bromo, kalian bisa menggunakan paket dari PegiBromo.

wisata edukasi di malang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *