
Kawah Ijen – memang sudah lama dikenal sebagai salah satu destinasi wisata paling unik di Indonesia. Terletak di perbatasan Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur, tempat ini menawarkan keindahan yang tak biasa dari Api Biru yang menyala di malam hari hingga danau asam berwarna toska yang terlihat seperti lukisan alam. Tapi tunggu dulu, ada banyak fakta menarik tentang Kawah Ijen yang masih belum diketahui oleh banyak wisatawan.
Artikel ini bukan sekadar panduan wisata biasa. Kami akan membahas sisi lain dari Kawah Ijen, dari hal-hal ilmiah hingga kisah manusia yang hidup di sekitarnya. Jadi, kalau kamu berencana ke sana atau sekadar ingin tahu lebih fakta menarik tentang Kawah Ijen, pastikan baca sampai habis.
1. Api Biru yang Bukan Api
Fenomena blue fire atau api biru menjadi daya tarik utama Kawah Ijen. Tapi sebenarnya, itu bukan api dalam arti sebenarnya. Yang terlihat menyala biru itu adalah gas belerang yang terbakar saat bersentuhan dengan udara. Gas ini keluar dari retakan-retakan di kawah dan menyala karena suhu yang sangat tinggi. Karena itulah, pemandangan ini hanya bisa disaksikan sebelum matahari terbit. Kalau kesiangan, ya, sayang sekali.
2. Salah Satu Danau Paling Asam di Dunia
Danau yang tenang di puncak Ijen mungkin terlihat memesona, tapi jangan coba-coba menyentuh airnya. Danau ini memiliki tingkat keasaman hampir setara dengan asam sulfat. Bahkan, para ilmuwan menyebutnya sebagai danau asam terbesar di dunia. Ini menjadi salah satu fakta menarik tentang Kawah Ijen yang membuatnya unik dan juga berbahaya.
3. Penambang Belerang yang Tangguh
Bagi sebagian besar wisatawan, mendaki ke puncak Ijen saja sudah melelahkan. Tapi bagi para penambang belerang, itu hanya bagian kecil dari rutinitas harian. Mereka memikul beban belerang seberat 60–80 kg turun naik gunung, tanpa alat pelindung yang memadai. Pengorbanan mereka seharusnya membuat kita lebih menghargai tempat ini, bukan sekadar menjadikannya latar foto.
4. Gunung yang Masih Aktif
Meski terlihat tenang, Gunung Ijen sebenarnya termasuk gunung berapi aktif. Aktivitas vulkaniknya masih terus dipantau oleh pihak berwenang. Dalam kondisi tertentu, kawasan ini bisa ditutup untuk pendakian jika ada indikasi peningkatan aktivitas magma. Jadi, sebelum berkunjung, pastikan kamu mengecek informasi resmi. Ini juga bagian dari tanggung jawab kita sebagai wisatawan.
5. Suhu Ekstrem Saat Dini Hari
Banyak orang mengira karena berada di Jawa Timur, suhu di Kawah Ijen pasti hangat. Nyatanya, saat dini hari suhu bisa turun hingga 5 derajat Celsius, bahkan lebih dingin saat musim kemarau. Angin kencang dan udara tipis di ketinggian bisa membuat tubuh cepat kehilangan panas. Salah satu fakta menarik tentang Kawah Ijen adalah perubahan suhu yang ekstrem ini, yang membuat pengalaman mendaki jadi lebih menantang.
6. Tumbuhan Edelweiss Masih Bisa Ditemukan
Meskipun banyak kawasan gunung di Indonesia kehilangan flora endemiknya karena ulah manusia, Kawah Ijen masih memiliki bunga Edelweiss Jawa yang tumbuh liar. Sayangnya, tak semua pendaki menyadari pentingnya menjaga kelestarian bunga abadi ini. Jadi kalau kamu melihatnya, cukup difoto saja ya—jangan dipetik.
7. Sinyal Lemah, Tapi Justru Itu Nikmatnya
Tak ada sinyal kuat di sebagian besar jalur menuju Kawah Ijen, dan anehnya, ini justru disukai banyak orang. Bayangkan, mendaki sambil menikmati alam tanpa terganggu notifikasi atau grup WA kantor. Ini mungkin bukan hal besar, tapi bagi yang ingin ‘detoks digital’, Kawah Ijen bisa jadi tempat sempurna.
8. Jalur Pendakian Bisa Dilalui Pemula
Salah satu fakta menarik tentang Kawah Ijen yang membuatnya cocok dikunjungi siapa pun adalah jalur pendakiannya yang relatif ramah. Tidak terlalu curam, dengan trek yang cukup lebar. Meski begitu, tetap diperlukan kondisi fisik yang baik dan perlengkapan yang sesuai. Apalagi kalau kamu ingin menyusuri kawah di malam hari demi melihat api biru.
9. Ramai Saat Weekend, Sepi Saat Weekday
Terakhir, tentang fakta menarik tentang Kawah Ijen, jika ingin suasana yang lebih tenang saat menikmati keindahan Kawah Ijen? Datanglah saat hari biasa. Di akhir pekan, tempat ini bisa sangat ramai. Pendaki berjubel, jalanan macet, dan suasana menjadi kurang kondusif untuk benar-benar menyatu dengan alam. Jadi, atur jadwalmu dengan bijak.
Penutup
Kawah Ijen bukan hanya tempat untuk foto Instagram. Tempat ini menyimpan cerita, perjuangan, serta keajaiban alam yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Dengan memahami fakta menarik tentang Kawah Ijen, kita jadi lebih sadar bahwa alam layak dihargai, bukan hanya dinikmati. Kalau suatu hari kamu menjejakkan kaki di sana, nikmatilah dengan penuh kesadaran dan rasa hormat. Jangan lupa menjelajah Kawah Ijen bersama PegiBromo.
