Rute Pendakian ke Ranukumbolo: Jalur, Jarak, dan Estimasi Waktu

rute pendakian

Ranukumbolo, sebuah padang savana indah di ketinggian 2.400 mdpl, telah menjadi destinasi impian bagi para pendaki dan pecinta alam. Terletak di kaki Gunung Semeru, Ranukumbolo menawarkan pemandangan memukau dengan padang rumput luas, danau kecil, serta langit berbintang yang memesona. Bagi Anda yang ingin menjelajahi keindahan ini, memahami rute pendakian ke Ranukumbolo adalah langkah penting. Artikel ini akan membahas secara detail tentang jalur, jarak, dan estimasi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Ranukumbolo.

Jalur Pendakian ke Ranukumbolo

Ada dua jalur utama yang biasa digunakan untuk mencapai Ranukumbolo, yaitu melalui Tumpang dan Ranu Pane. Kedua jalur ini memiliki karakteristik medan yang berbeda, sehingga penting untuk memilih yang sesuai dengan kemampuan dan preferensi Anda.

1. Jalur Tumpang

Jalur Tumpang adalah rute pendakian yang paling populer menuju Ranukumbolo. Rute ini dimulai dari Desa Tumpang, Malang, dan menawarkan pemandangan yang beragam, mulai dari hutan pinus hingga lereng berbatu.

  • Titik Mulai: Desa Tumpang
  • Titik Akhir: Ranukumbolo
  • Jarak Tempuh: Sekitar 12 km
  • Estimasi Waktu: 6-8 jam (tergantung kecepatan dan kondisi fisik)

2. Jalur Ranu Pane

Jalur Ranu Pane adalah alternatif lain yang juga sering digunakan. Rute ini lebih landai dibandingkan jalur Tumpang, sehingga cocok untuk pendaki pemula.

  • Titik Mulai: Desa Ranu Pane
  • Titik Akhir: Ranukumbolo
  • Jarak Tempuh: Sekitar 10 km
  • Estimasi Waktu: 5-7 jam

Detail Rute Pendakian

a. Jalur Tumpang

  1. Desa Tumpang ke Pos Ranu Pane
    • Jarak: 4 km
    • Estimasi Waktu: 2-3 jam
    • Medan: Jalan setapak dengan tanjakan ringan hingga sedang.
  2. Pos Ranu Pane ke Watu Rejeng
    • Jarak: 3 km
    • Estimasi Waktu: 1,5-2 jam
    • Medan: Tanjakan curam dengan pemandangan hutan pinus.
  3. Watu Rejeng ke Ranukumbolo
    • Jarak: 5 km
    • Estimasi Waktu: 2-3 jam
    • Medan: Padang rumput dengan tanjakan ringan.

b. Jalur Ranu Pane

 

  1. Desa Ranu Pane ke Pos Bunder
    • Jarak: 3 km
    • Estimasi Waktu: 1,5-2 jam
    • Medan: Jalan setapak dengan tanjakan ringan.
  2. Pos Bunder ke Ranukumbolo
    • Jarak: 7 km
    • Estimasi Waktu: 3-4 jam
    • Medan: Padang rumput dengan beberapa tanjakan curam.

estimasi Waktu Pendakian

Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Ranukumbolo sangat bergantung pada kecepatan dan kondisi fisik pendaki. Berikut adalah estimasi waktu berdasarkan tingkat kecepatan:

  • Pendaki Cepat: 5-6 jam
  • Pendaki Sedang: 6-8 jam
  • Pendaki Pemula: 8-10 jam

Pastikan untuk memulai pendakian pagi hari agar Anda memiliki cukup waktu untuk menikmati pemandangan dan beristirahat di Ranukumbolo.

Tips Menjelajahi Rute Pendakian

  1. Persiapkan Fisik dan Mental
    Pendakian ke Ranukumbolo membutuhkan stamina yang baik. Lakukan latihan fisik seperti jogging atau hiking sebelum hari pendakian.
  2. Bawa Perlengkapan yang Tepat
    Pastikan Anda membawa perlengkapan pendakian seperti sepatu hiking, jaket, sleeping bag, dan peralatan masak.
  3. Ikuti Rambu dan Petunjuk
    Selalu ikuti rambu-rambu dan petunjuk yang ada di sepanjang jalur pendakian untuk menghindari tersesat.
  4. Jaga Kebersihan Lingkungan
    Bawa kembali semua sampah Anda dan jangan meninggalkan jejak di alam.
  5. Gunakan Pemandu Lokal (Opsional)
    Jika Anda belum berpengalaman, menggunakan jasa pemandu lokal bisa menjadi pilihan yang bijak.

Keindahan yang Menanti di Ranukumbolo

Setelah melewati rute pendakian yang menantang, Anda akan disambut oleh keindahan Ranukumbolo yang memesona. Padang savana luas, danau kecil, dan udara segar akan membuat semua lelah terbayar. Jangan lupa untuk menikmati sunrise dan sunset yang spektakuler di sini!

Ranukumbolo adalah destinasi pendakian yang menawarkan pengalaman tak terlupakan. Dengan memahami rute pendakian, jarak, dan estimasi waktu, Anda dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk petualangan ini. Pastikan untuk memilih jalur yang sesuai dengan kemampuan Anda, membawa perlengkapan yang tepat, dan selalu menjaga kelestarian alam. Selamat mendaki dan nikmati setiap momen di Ranukumbolo!

rute pendakian

Berapa Jam dari Surabaya ke Tumpak Sewu?

tumpak sewu

Tumpak Sewu, yang dijuluki sebagai “Niagara-nya Jawa Timur,” adalah salah satu destinasi wisata alam paling menakjubkan di Indonesia. Terletak di Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, air terjun setinggi 120 meter ini menawarkan pemandangan yang memukau dan pengalaman trekking yang menantang. Bagi Anda yang berencana mengunjungi Tumpak Sewu dari Surabaya, pertanyaan “berapa jam dari Surabaya ke Tumpak Sewu?” pasti menjadi hal pertama yang terlintas di pikiran. Artikel ini akan membahas detail perjalanan, waktu tempuh, serta tips untuk menikmati perjalanan Anda ke Tumpak Sewu

Berapa Jam dari Surabaya ke Tumpak Sewu?

Jarak antara Surabaya dan Tumpak Sewu adalah sekitar 150-160 kilometer, tergantung pada rute yang Anda pilih. Perjalanan ini biasanya memakan waktu 3-4 jam jika Anda menggunakan kendaraan pribadi atau sewaan. Namun, jika Anda memilih transportasi umum, waktu tempuh bisa lebih lama, sekitar 5-6 jam, karena harus menyesuaikan jadwal dan rute angkutan umum.

Rute Perjalanan dari Surabaya ke Tumpak Sewu

  1. Rute via Tol:
    • Dari Surabaya, Anda bisa mengambil tol Surabaya-Mojokerto.
    • Lanjutkan perjalanan menuju Malang melalui tol Gempol-Malang.
    • Setelah sampai di Malang, ikuti petunjuk menuju Lumajang.
    • Tumpak Sewu terletak di Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.
  2. Rute Non-Tol:
    • Anda juga bisa memilih rute non-tol melalui Jalan Raya Surabaya-Malang.
    • Rute ini lebih panjang tetapi menawarkan pemandangan alam yang indah sepanjang perjalanan.

Fasilitas di Sekitar Tumpak Sewu

Meskipun lokasi ini terletak di area yang cukup terpencil, ada beberapa fasilitas yang bisa Anda manfaatkan:

  • Area Parkir: Tersedia area parkir yang cukup luas untuk kendaraan pribadi dan bus.
  • Warung Makan: Ada beberapa warung kecil yang menjual makanan dan minuman sederhana.
  • Toilet Umum: Fasilitas toilet tersedia di area parkir, meskipun mungkin tidak terlalu lengkap.
  • Pemandu Lokal: Jika Anda tidak familiar dengan medan, Anda bisa menyewa pemandu lokal untuk membantu perjalanan trekking.

Tips Perjalanan ke Tumpak Sewu

  • Persiapkan Kendaraan: Pastikan kendaraan Anda dalam kondisi prima, terutama jika Anda memilih rute non-tol yang melewati jalan berkelok.
  • Bawa Perlengkapan Mendaki: Untuk mencapai lokasi, Anda perlu trekking sekitar 30-45 menit. Bawa sepatu yang nyaman, jaket, dan perlengkapan mendaki lainnya.
  • Cek Cuaca: Musim hujan bisa membuat jalan licin dan trekking lebih menantang. Pastikan Anda memeriksa prakiraan cuaca sebelum berangkat.
  • Bawa Bekal Makanan dan Minuman: Meskipun ada warung kecil di sekitar area parkir, membawa bekal sendiri akan memastikan Anda tetap berenergi selama perjalanan.

Aktivitas Menarik di Tumpak Sewu

  1. Menikmati Pemandangan Air Terjun:
    lokasi ini menawarkan pemandangan air terjun yang memukau dari berbagai sudut. Anda bisa mengambil foto dari atas tebing atau mendekat ke bawah air terjun untuk merasakan sensasi segarnya air.
  2. Trekking dan Menjelajahi Alam:
    Perjalanan menuju lokasi melibatkan trekking melalui jalur berbatu dan menyeberangi sungai. Ini adalah kesempatan bagus untuk menikmati keindahan alam sekitar.
  3. Camping:
    Jika Anda ingin merasakan pengalaman berbeda, Anda bisa berkemah di area sekitar lokasi. Malam hari di sini sangat tenang dan cocok untuk menikmati langit berbintang.
  4. Fotografi:
    lokasi ini adalah surga bagi para fotografer. Baik itu foto landscape, long exposure, atau potret, tempat ini menawarkan banyak spot menarik untuk diabadikan.

Bonus Tips untuk Fotografi di Tumpak Sewu

  1. Gunakan Lensa Wide Angle: Untuk menangkap keindahan air terjun secara keseluruhan, lensa wide angle adalah pilihan terbaik.
  2. Bawa Filter ND: Filter ND (Neutral Density) akan membantu Anda mengambil foto long exposure, sehingga air terjun terlihat seperti aliran sutra.
  3. Pilih Waktu yang Tepat: Pagi hari atau sore hari adalah waktu terbaik untuk fotografi karena cahaya yang lembut dan tidak terlalu keras.
  4. Eksplorasi Sudut Berbeda: Jangan ragu untuk mencoba berbagai sudut pengambilan foto, seperti dari bawah air terjun atau dari tebing di sekitarnya.

5.      Gunakan Lensa Wide Angle: Untuk menangkap keindahan air terjun secara keseluruhan, lensa wide angle adalah pilihan terbaik.

6.      Bawa Filter ND: Filter ND (Neutral Density) akan membantu Anda mengambil foto long exposure, sehingga air terjun terlihat seperti aliran sutra.Pilih Waktu yang Tepat: Pagi hari atau sore hari adalah waktu terbaik untuk fotografi karena cahaya yang lembut dan tidak terlalu keras.Eksplorasi Sudut Berbeda: Jangan ragu untuk mencoba berbagai sudut pengambilan foto, seperti dari bawah air terjun atau dari tebing di sekitarnya.

jadi, berapa jam dari Surabaya ke Tumpak Sewu? Jawabannya adalah sekitar 3-4 jam dengan kendaraan pribadi. Perjalanan ini bisa menjadi pengalaman yang tak terlupakan, terutama bagi Anda yang menyukai petualangan alam. Dengan persiapan yang matang dan semangat menjelajah, Anda akan menikmati setiap momen di Tumpak Sewu. Jangan lupa untuk membawa kamera dan mengabadikan setiap keindahan yang Anda temui!

Tumpak Sewu bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga tempat untuk menyegarkan pikiran dan mendekatkan diri dengan alam. Selamat berpetualang dan nikmati setiap detik perjalanan Anda!

 

tumpak swwu
tumpak sewu

5 Rekomendasi Spot Foto Saat di Kawah Ijen yang Wajib Dikunjungi

kawah ijen

Kawah Ijen, salah satu destinasi wisata alam paling ikonik
di Indonesia, terkenal dengan keindahan alamnya yang memesona. Salah satu daya tarik utama Kawah Ijen adalah fenomena Blue Fire atau api biru yang langka dan hanya bisa ditemukan di beberapa tempat di dunia. Selain itu, pemandangan kawah yang dikelilingi oleh perbukitan dan danau asam berwarna turquoise menciptakan latar belakang sempurna untuk foto saat di Kawah Ijen. Bagi Anda yang ingi mengabadikan momen tak terlupakan, berikut adalah 5 rekomendasi spot foto saat
di Kawah Ijen yang wajib dikunjungi.

1. Puncak Kawah Ijen dengan Pemandangan Danau Turquoise

Spot foto pertama yang tidak boleh Anda lewatkan adalah puncak Kawah Ijen. Dari sini, Anda bisa menikmati pemandangan danau asam berwarna turquoise yang kontras dengan dinding kawah yang gelap. Warna danau yang unik ini tercipta akibat kandungan belerang yang tinggi, menciptakan efek visual yang menakjubkan.

Untuk mendapatkan hasil foto yang maksimal, pastikan Anda datang saat matahari mulai terbit. Cahaya matahari pagi akan menyinari danau, menciptakan gradasi warna yang indah. Gunakan angle lebar (wide angle) untuk menangkap keseluruhan pemandangan danau dan kawah. Jangan lupa untuk memadukan foto dengan siluet pendaki lain atau diri Anda sendiri sebagai subjek untuk menambah kesan dramatis.

2. Fenomena Blue Fire yang Langka

Fenomena Blue Fire atau api biru adalah salah satu daya tarik utama Kawah Ijen. Api biru ini muncul akibat pembakaran gas belerang yang keluar dari celah-celah batu di sekitar kawah. Fenomena ini hanya bisa dilihat pada malam hari atau dini hari sebelum matahari terbit, membuatnya semakin eksklusif.

Untuk mengabadikan momen ini, pastikan Anda membawa kamera dengan kemampuan low-light yang baik. Gunakan tripod untuk menghindari goyangan dan atur shutter speed lambat untuk menangkap cahaya biru dengan jelas. Spot terbaik untuk melihat dan memotret Blue Fire adalah di dekat area penambangan belerang. Namun, pastikan Anda menggunakan masker untuk melindungi diri dari gas beracun.

3. Area Penambangan Belerang

Area penambangan belerang di Kawah Ijen tidak hanya menawarkan pemandangan yang unik, tetapi juga cerita tentang perjuangan para penambang. Para penambang ini membawa beban belerang seberat 70-90 kg dari dasar kawah ke puncak, menempuh jarak yang cukup jauh dan medan yang terjal.

Spot ini sangat cocok untuk foto dokumenter yang penuh makna. Anda bisa mengabadikan aktivitas para penambang atau menggunakan beban belerang sebagai properti foto. Pastikan untuk meminta izin terlebih dahulu jika ingin memotret para penambang. Gunakan komposisi yang menarik, seperti rule of thirds, untuk menciptakan foto yang lebih dinamis.

4. Bukit Penanjakan dengan View Sunrise

Jika Anda ingin menikmati pemandangan sunrise yang spektakuler, Bukit Penanjakan adalah spot foto yang tepat. Dari sini, Anda bisa melihat matahari terbit di balik perbukitan dan menyinari Kawah Ijen. Pemandangan ini sangat cocok untuk foto landscape yang memukau.

Untuk hasil terbaik, datanglah sebelum matahari terbit dan cari posisi strategis yang tidak terlalu ramai. Gunakan lensa wide angle untuk menangkap keseluruhan pemandangan dan filter ND (Neutral Density) untuk mengurangi silau cahaya matahari. Jangan lupa untuk memadukan elemen foreground, seperti pepohonan atau bebatuan, untuk menambah kedalaman foto.

5. Jalur Pendakian dengan Pemandangan Alam Eksotis

Jalur pendakian menuju Kawah Ijen juga menawarkan spot foto yang tidak kalah menarik. Sepanjang perjalanan, Anda akan disuguhi pemandangan alam eksotis, seperti hutan tropis, tebing-tebing curam, dan hamparan savana.

Manfaatkan jalur pendakian ini untuk mengambil foto candid atau action shot. Misalnya, foto Anda sedang berjalan di antara pepohonan atau beristirahat di pinggir tebing. Gunakan aperture besar (f/2.8 atau f/4) untuk menghasilkan bokeh yang indah pada latar belakang. Selain itu, pastikan untuk memotret pada golden hour (pagi atau sore hari) untuk mendapatkan pencahayaan yang soft dan natural.

Tips Mengambil Foto Saat di Kawah Ijen

 

  1. Bawa Perlengkapan yang Tepat: Pastikan Anda membawa kamera dengan baterai cadangan, tripod, dan lensa yang sesuai. Jangan lupa membawa masker untuk melindungi diri dari gas belerang.
  2. Perhatikan Cuaca: Cuaca di Kawah Ijen bisa berubah secara drastis. Pastikan untuk memeriksa prakiraan cuaca sebelum berangkat.
  3. Gunakan Pakaian yang Nyaman: Suhu di Kawah Ijen bisa sangat dingin, terutama pada malam hari. Gunakan pakaian berlapis dan sepatu yang nyaman untuk pendakian.
  4. Hormati Lingkungan: Jangan meninggalkan sampah di area kawah dan hindari merusak alam sekitar.
hack tetap fit
hack tetap fit