
Kawah Ijen – bukan hanya sekadar destinasi wisata alam biasa gunung berapi aktif ini menyimpan keindahan yang luar biasa, mulai dari danau belerang berwarna tosca hingga fenomena langka blue fire. Tapi untuk bisa menikmati semua itu, selain tips hiking kawah ijen kamu harus siap secara fisik dan mental. Banyak pendaki, khususnya yang baru pertama kali hiking, sering melakukan kesalahan yang justru bisa membahayakan diri sendiri.
Tak sedikit juga yang akhirnya kecewa karena kurangnya persiapan membuat mereka tak sanggup mencapai puncak, atau malah harus menyerah di tengah jalan. Sayang banget, kan, kalau sudah jauh-jauh ke Ijen tapi malah nggak bisa menikmati keindahannya secara maksimal?
Nah, agar kamu nggak mengulangi kesalahan yang sama, berikut ini ada 5 tips hiking Kawah Ijen yang harus dihindari oleh para pendaki. Yuk, simak sampai akhir!
1. Tidak Membawa Masker Gas
Salah satu kesalahan paling fatal saat mendaki Kawah Ijen adalah tidak membawa masker gas. Gas belerang di sekitar kawah bisa sangat pekat dan berbahaya bagi saluran pernapasan, apalagi saat angin berhembus ke arah pendaki. Masker kain biasa jelas tidak cukup. Pastikan kamu menggunakan masker khusus seperti respirator agar tetap aman saat berada di sekitar kawah dan menjalankan tips hiking kawah ijen.
Catatan: Kalau kamu ikut open trip, biasanya masker sudah disediakan. Tapi kalau pergi sendiri, pastikan kamu sewa atau bawa sendiri dari rumah.
2. Mengenakan Sepatu yang Tidak Sesuai
Medan pendakian Kawah Ijen cukup terjal dan berbatu. Masih banyak pendaki yang nekat pakai sandal gunung atau sepatu sneakers tipis. Akibatnya? Risiko tergelincir atau bahkan cedera kaki jadi lebih tinggi.
Tips hiking Kawah Ijen yang penting: selalu gunakan sepatu trekking atau setidaknya sepatu olahraga dengan grip yang kuat. Pilih yang nyaman dan tahan medan basah, karena jalanan bisa sangat licin, terutama saat musim hujan.
3. Memaksakan Diri Saat Kondisi Tubuh Tidak Fit
Euforia ingin melihat blue fire atau sunrise kadang membuat orang lupa kondisi tubuh sendiri. Padahal, hiking dimulai sekitar jam 1–2 pagi dengan suhu yang cukup dingin. Kalau kamu sedang kurang tidur, masuk angin, atau bahkan flu ringan, sebaiknya tunda dulu pendakian.
Memaksakan diri justru bisa memperburuk keadaan. Ada kasus di mana pendaki sampai harus dievakuasi karena sesak napas akibat gas belerang atau kelelahan ekstrem.
4. Tidak Memperhitungkan Waktu dengan Baik
Banyak yang berpikir mendaki Kawah Ijen itu “sebentar” dan berangkat terlalu mepet. Padahal, untuk bisa menikmati blue fire dengan maksimal, kamu harus sudah tiba di puncak sekitar pukul 3 pagi.
Itulah mengapa penting memperkirakan waktu mulai mendaki, termasuk mempertimbangkan antrean masuk dan waktu istirahat. Ini salah satu tips hiking Kawah Ijen yang sering diabaikan padahal krusial.
5. Tidak Membawa Perlengkapan Tambahan
“Ah, bawa tas kecil aja cukup.” Ini salah satu mindset yang keliru. Mendaki Kawah Ijen memang tidak selama naik gunung lain, tapi bukan berarti kamu bisa santai tanpa persiapan. Beberapa perlengkapan tambahan yang sering diremehkan tapi penting antara lain:
Jaket windbreaker atau hoodie tebal
Headlamp atau senter
Air mineral minimal 1 liter
Camilan ringan atau energy bar
Persiapan kecil bisa jadi penentu kenyamanan dan keselamatanmu selama pendakian.
Penutup
Mendaki Kawah Ijen adalah pengalaman luar biasa yang akan kamu kenang seumur hidup. Tapi di balik keindahan danau belerang dan cahaya blue fire, ada risiko nyata yang harus diwaspadai. Dengan menghindari lima kesalahan di atas, kamu sudah selangkah lebih siap untuk menjelajah dengan aman.
Ingat, tips hiking Kawah Ijen bukan hanya soal apa yang harus dilakukan, tapi juga apa yang sebaiknya dihindari. Jadi, sebelum kamu melangkahkan kaki ke lereng Ijen, pastikan kamu sudah membekali diri dengan pengetahuan dan persiapan yang tepat. Setelah itu kalian bisa menggunakan trip dari PegiBromo, kalian akan lebih mudah untuk merealisasikan hiking di Kawah Ijen.
Selamat mendaki, dan jangan lupa nikmati tiap langkahnya!
